Ponorogo, Kabarnow.com-, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa lakukan kunjungan di beberapa tempat di Kabupaten Ponorogo, salah satunya dengan melakukan panen raya jagung Di Desa Babadan, Kecamatan Babadan.
Nampak hadir dalam acara tersebut Bupati Sugiri Sancoko, Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Kepala BPBD Jatim, Bakorwil Madiun, Forkopimda.
Dalam keterangan'nya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan pada dasarnya produksi jagung di Jawa Timur ini tertinggi diantara semua provinsi se Indonesia.Di Jawa Timur pada 2021 produksi sekitar 6,6 juta ton, pada 2022 data dari BPS kemungkinan sekisaran produksi sekitar 7,3 juta ton dan di bulan ini akan dirilis BPS berapa total produksi jagung di Jawa Timur.
"Sepertinya dibanding dengan dengan kebutuhan untuk pakan ayam yang cukup banyak, karena 50% komponen pakan ayam baik ayam potong maupun telur yaitu jagung dan seringkali ini juga makan minuman produk jagung jni luar biasa ada juga yang di ekspor maka beberapa saat yang lalu sempat kekurangan jagung untuk pakan ayam", terangnya.
Untuk itu bersama Bupati Blitar ke Gorontalo untuk transaksi jagung dan 3 hari lalu juga misi dagang ke NTB, Kadin Pertanian Jawa Timur juga transaksi dengan Dompu serta Bima.Artinya memang kebutuhan jagung tinggi sekali, marketnya bagus baik utnuk pakan ayam, makanan dan minuman untuk produk eksport.
Lebih lanjut, dari informasi Bupati Sugiri Sancoko, bahwa ada variates reog 234 yang produksinya sampai 12,4 ton per hektar tapi ekplesitnya 10,2 ton per hektar ini merupakan suatu keunggulan secara kuantitatif produksinya serta ternyata kualitas reog 234 juga memiliki ketahanan yang cukup bagus dan terbukti bisa bertahan beradaptasi di musim panas maupun hujan.
Kfofifah berpesan agar reog 234 ini harus segera didaftarkan ke HKI maka benih ini tetap bernama reog 234, terimakasih atas inovasinya yang sudah bisa melahirkan bibit luar biasa.Tentunya dengan keberhasilan ini nantinya pasti akan datang dari kabupaten lain untuk belajar dan mengambil benih dari variates reog 234 ini.
Sementara itu Bupati Sugiri Sancoko mengatakan awalnya satu Hektar dengan benih jagung Reog 234, menghasilkan 8,5 ton. Kemudian mampu berkembang hingga bisa panen 10,2 ton per hektar.
"Memang produksi rata rata 10,2 ton per Hektar, menurut sertifikat kementerian bisa mencapai 12 ton/hektar,"katanya.
Masa tanam, lanjut Bupati Ponorogo itu, sama dengan jagung pada umumnya. Namun kelebihannya harga benih jauh lebih murah dan lebih tahan pada cuaca ekstrem.
Manto Setiawan dikonfirmasi mengatakan, dengan benih Reog 234, maka petani bisa mendapatkan penghasilan antara 3 hingga 4 juta per hektare. "Selain harganya lebih murah, tahan terhadap penyakit dan cuaca ektrem. Semoga benih jagung 234 karya masyarakat Ponorogo ini mampu semakin berkembang,"pungkasnya.(adv/nov)